Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi akan menghentikan sementara dua pekerjaan proyek infrastruktur yaitu pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung dan proyek LRT Jabodebek di ruas tol Jakarta-Cikampek KM 11 hingga 17. Langkah itu diambil untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di Tol Jakarta-Cikampek.
Lalu apa kata PT Adhi Karya Tbk terkait hal itu?
Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya Tbk, Ki Syahgolang menuturkan, pihaknya masih berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Pekerjaan Umum dan Konstruksi, serta PT Jasa Marga Tbk. Ia menuturkan, saat ini pekerjaan light rail transit (LRT) sudah berada di luar badan jalan tol. Ki Syahgolang mengatakan, hingga Oktober 2018, kemajuan proyek pembangunan LRT sudah mencapai 48 persen.
"Kami masih melakukan detail koordinasi dengan Kemenhub, Kementerian PUPR, dan PT Jasa Marga Tbk," ujar Ki Syahgolang lewat pesan singkat Rabu (21/11/2018).
Saat ditanya mengenai dampak bila dihentikan sementara proyek LRT di titik KM 11 hingga 17 terhadap kinerja keuangan, Ki Syahgolang mengatakan belum berdampak terhadap PT Adhi Karya Tbk. "Sampai saat ini belum ada," ujar dia.
Seperti diketahui, PT Adhi Karya Tbk dan PT KAI merupakan penyelenggara pra sarana dan sarana LRT. Dalam pengerjaan proyek itu, kedua perseroan menerima penyertaan modal negara (PMN). PT KAI menerima PMN sekitar Rp 7,6 triliun, sedangkan PT Adhi Karya Tbk menerima Rp 1,4 triliun.
Proyek LRT dan Kereta Cepat Dihentikan Sementara
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi akan menghentikan sementara dua pekerjaan proyek infrastruktur yaitu pembangunan jalur kereta cepat Jakarta Bandung oleh KCIC dan proyek pembangunan LRT Jabodebek di ruas tol Jakarta -Cikampek (Japek) KM 11 sampai dengan 17. Langkah tersebut diambil untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di tol Japek.
Adanya beberapa pembangunan Proyek Strategis Nasional di lintas Tol Jakarta - Cikampek seperti pembangunan tol layang (elevated) Jakarta-Cikampek, Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung, dan LRT Jabodebek, berdampak pada meningkatnya kemacetan lalu-lintas di jalan tol tersebut.
“Kami akan minta LRT dan KCIC (kereta cepat) tidak dulu berkonstruksi di daerah kilometer 11 sampai kilometer 17. Jadi sementara ini tidak ada kegiatan di sana. Selain itu, kami juga akan mengevaluasi kegiatan Waskita Karya interchange di kilometer 24,” kata Budi dalam keterangan tertulis, Rabu 21 November 2018.
Budi meminta penghentian pekerjaan proyek ini dilakukan dalam beberapa bulan ke depan atau jika dimungkinkan hingga jelang Lebaran tahun depan.
Terkait hal tersebut, BUdi mengimbau kepada pekerja proyek kereta cepat dan LRT untuk memindahkan pekerjaan di lokasi lain terlebih dahulu dan akan lebih mengutamakan pengerjaan tol Jakarta-Cikampek elevated yang saat ini progresnya telah mencapai 57,5 persen.
“Konstruksi kita akan hitung lagi kalau saya lihat paling tidak 3-4 bulan, untuk itu yang kita kasih prioritas proyek tol elevated, ” ungkapnya.
Budi meminta kepada PT Jasa Marga sebagai penanggungjawab pekerjaan proyek tol Jakarta-Cikampek elevated benar-benar menyusun rencana agar supaya pekerjaan ini tidak mengganggu lalu lintas.
Direktur Utama PT Jasa Marga Desi Arryani menyebut target penyelesaian pengerjaan proyek tol Jakarta-Cikampek elevated sangat ketat. Hal ini dikarenakan tol Trans Jawa tidak lama lagi akan segera dioperasikan.
“Tidak lama lagi trans jawa akan beroperasi tetapi ditahan di Jakarta-Cikampek karena Jakarta-Cikampek belum selesai. Oleh karena itu manfaatnya masih kurang optimal, sehingga dari Jakarta ke Surabaya itu masih tersendat hanya di Jakarta-Cikampek. Untuk itu kita ingin memaksimalkan supaya Trans Jawa ini bisa betul-betul bermanfaat optimal,” ujar Desi.
Lanjutnya Desi mengimbau kepada masyarakat yang hendak melalui ruas tol Jakarta-Cikampek agar melakukan perjalanan pada siang hari. Hal ini mengingat window time (waktu) pengerjaan proyek di ruas tol tersebut adalah pada pukul 22.00 - 06.00 WIB.
Proyek LRT dan Kereta Cepat Setop Sementara, Mampukah Kurangi Macet?
Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi tengah mengupayakan untuk menghentikan sementara proyek Light Rail Transit (LRT) dan Kereta Cepat yang lokasinya bersinggungan dengan proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek Eleveted.
Saat ini, terdapat beberapa titik persinggungan ketiga proyek tersebut. Di antaranya Kilometer (KM) 10, KM 12 dan KM 14. Yang paling penting berada di KM 10 Cikunir yang lokasi itu terdapat tiga proyek yang tengah dikerjakan.
"Memang di Cikunir ini yang paling banyak pekerjaan. Yang biasanya arah Jakarta itu 4 lajur, kini jadi 2 lajur. Jadi memang menurunkan kapasitas jalan itu sendiri," kata General Manager Jasa Marga Cabang Tol Jakarta Cikampek Raddy R Lukman, Rabu (21/11/2018).
Raddy menuturkan, saat ini manajemen konstruksi masing-masing proyek bersama dengan konsorsium proyek Jalan Tol Jakarta Cikampek Eleveted tengah melakukan rapat koordinasi mengenai titik mana saja yang pengerjaannya ditunda.
Hasilnya, nanti akan diserahkan kepada Kementerian Perhubungan. Jika dua proyek ini dihentikan sementara, apakah signifikan mampu mengurangi kemacetan di jalan tol Jakarta-Cikampek?
"Logisnya aktivitas proyek pasti ada gangguan, entah misalnya penutupan lajur sementara atau lainnya. Artinya ada pengurangan pekerjaan berdampak pada kurangnya gangguan," tegas Raddy.
Ketiga proyek tersebut, saat ini dikerjakan 24 jam non stop. Hanya saja pada pukul 22.00 WIB-05.00 WIB, kontraktor diberi kelonggaran menambah penutupan lajur. Data Jasa Marga menunjukkan pada waktu tersebut volume kendaraan yang melintas cukup rendah.
Namun demikian, Raddy mengaku tak terkonsentrasi di beberapa titik tersebut dalam mengurangi kemacetan jalan tol Jakarta-Cikampek. Pihaknya bersama dengan kepolisian terus berkoordinasi untuk menertibkan truk-truk yang melebihi muatan. Jika sebelumnya diadakan operasi penegakan truk melebihi muatan ini dilakukan sebulan sekali, kini dilakukan empat kali dalam sebulan.
Hasilnya turun signifikan dari sebelumnya 70 persen truk melanggar batas muatan, kini hanya sekitar 40 persen. Tidak hanya itu, pihaknya juga mensukseskan penerapan perluasan ganjil genap di gerbang tol.
"Mulai 3 Desember nanti efektif di pintu tol Tambun akan diterapkan dan yang tidak sesuai akan diputar balikkan. Saat ini masih sosialisasi," terangnya. (Yas)
Menhub Minta Proyek LRT dan Kereta Cepat Setop Sementara
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengakui kemacetan di ruas Tol Jakarta-Cikampek (Japek) masih menjadi pekerjaan rumah. Kemacetan bertambah seiring adanya beberapa proyek strategis nasional di lintas tol Japek yang sedang dalam tahap pembangunan yang berlangsung secara bersamaan.
Beberapa proyek yang berdampak pada meningkatnya kemacetan lalu-lintas di jalan tol tersebut yakni pembangunan tol layang (elevated), Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung, dan LRT Jabodebek.
"Saya minta stakeholder yang melakukan kegiatan konstruksi di situ supaya menghitung sekali bahwa kegiatan konstruksinya tidak mengakibatkan kemacetan yang signifikan," kata Menhub Budi di Bekasi, Jawa Barat, Selasa 20 November 2018.
Dia meminta, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) untuk tidak berkegiatan di sekitar Tol Japek terlebih dulu. Dia menyarankan untuk melakukan pengerjaan di tempat lain.
Kemudian untuk proyek LRT juga diminta untuk ditunda pengerjaannya beberapa bulan ke depan.
"Kita putuskan LRT dan KCIC tidak berkonstruksi di daerah kilometer 11-17 tidak ada kegiatan di sana," tutur dia.
0 komentar:
Posting Komentar