Hanya Dengan 1 Akun Mainkan 8 GAMES | INDOVIP303.COM






Jumat, 16 November 2018

Tren Makanan 2019 Versi Pakar Kuliner William Wongso

Willam Wongso

menjelang akhir 2018, biasanya akan erjadi penganti tren di berbagai bidang, termasuk kuliner atau makanan, Selera tiap orangtertentu berbeda dan kerap berganti meski ada juga yang sulit pindah ke lain hati. Begitu juga dengan makanan.

Pakar kuliner Indonesia, William Wongso mengaku sdah beberapa kali mendapatkan pertanyaan tentang makanan apa saja yang akan menjadi tren dan banyak di sukai pada 2019 nanti.

Meski tak menyebutkan jenis makanan secara spesifik, menurutnya masakan khas Indonesia diperkirakan akan mendominasi dan makin disukai. Hal itu disimpulkan William wongso karena permintaan terhadap kuliner tradisional Indonesia semakin meningkat.

"kalau menurut saya permintaan dan minat masyarakat terhadap makanan Indonesia akan terus meningkat. Bukan hanya orang Indonesia, orang luar negeri juga semakin banyak yang tertarik dengan masakan Indonesia, terutama mereka yang sedang tinggal atau berkunjung ke sini", kata william di kantor Kementerian Pariwisata, kamis 15 Desember 2018

"selain permintaan yang semakin meningkat di dalam negeri, minat untuk membawa makanan Indonesia ke level atas seperti ke luar negeri juga akan semakin banyak, selain itu, makanan jalanan juga akan meningkat

Kuliner Barat Meredup

William Wongso


Pria yang kerap diundang untuk memasak makanan Indonesia di luar negeri ini juga memprediksi kalau kuliner barat ditahun depan bakal meredup. " Saya rasa makanan barat sudah jenuh, karena rasanya enggak akan 'terbang' ke mana- mana, bumbunya nggak sekaya Indonesia," tunturnya.

Di sisi lain, meski makanan khas Indonesia bakal semakin diminati, William Wongso menyayangkan chef spesialis makanan khas Indonesia justru masih langka, hal itu berbanding terbalik dengan jumlah 
chef Indonesia yang menekuni masakan Prancis dan Cina yang justru semakin banyak.

Saya khawatir nanti akan ada yang dibajak-bajak karena jumlah chef masakan khas Indonesia masih sedikit,,Padahal, keberhasilan sebuah restoran bukan hanya dari faktor chef. Yang nggak kalah penting bagaimana sistem manajemennya termasuk cara mengatur menu dan tamilan masakan "kata william

Sarapan Pagi dengan Nasi Goreng Reget ala William Wongso

Pakar  kuliner William Wongso membagikan resep membuat nasi goreng yang diberi nama nasi goreng reget. Keterampilan itu ditularkan kepada sejumlah peserta seminar Indonesia Culinary Conference And Creative Festival di Grha Sabha UGM, rabu (10/10/2018).

Sesuai namanya, nasi goreng reget berwujut nasi goreng yang agak kehitaman, Reget merupakan kata dari bahasa jawa yang berarti kotor.

Namun, bukan kotor dalam arti sesungguhnya,. Warna kehitaman nasi goreng itu berasal dari bumbu yang digunakan. William Wongso berinovasi memakai bumbu rawon untuk memasak nasi goreng.

'Nasi goreng sebenarnya bisa diterapkan dengan berbagai bumbu,' ujar William Wongso 
ia memulai memasak nasi goreng reget dengan memanaskan minyak dan menggiring telur. telur yang sudah dicampur, digoreng pecah atau orak-arik Sesekali ia membiarkan telur menempel dan menghasilakan kerak di wajan, kemudian kerak itu di keruknya dan menyatu dengan telur kembali.


menurut william, kekhasan nasi goreng tidak bisa di lepaskan dari aroma telur orak-arik. kerak yang menyatu juga memperkuat aroma.

Kemudian, ia menambahkan nasi putih ke dalam wajan dan mencampurnya dengan telur orak-arik. Sengaja, ia tidak mencampur bumbu di awal karena memasak yang tepat adalah memberi bumbu di akhir.

ia juga menyarankan, setidaknya orang membuat beberapa macam bumbu jadi dan menyimpannya di kulkas. Ketika ingin memasak, maka bisa langsung mengambil dan mencapur dengan bahan yang tersedia.

Setelah nasi dan telur tercampur, ia menabahkan satu sendok makan bumbu rawon dan kembali menggoreng sampai matang. Nasi goreng reget tidak memakai MSG atau perasa buatan.

"Gurih dan rasanya nasi goreng akan terasa setelah beberapa suapan ketika di makan, berbeda juga memakai MSG, pada suapan pertama langsung gurih," ucapnya.


Nasi goreng reget



William bercerita nasi goreng merupakan teknik menyiasati nasi sisa. Ketimbang dibuang, maka diolah lagi.

Sejumlah negara juga melakukan hal yang sama, mereka memiliki nasi goreng ala masing- masing. Di Jerman, makanan pokoknya roti. Orang jerman memiliki cara menyiasati roti sisa dengan mengolah kembali.

"DIrendam dengan susu, supaya roti tidak dibuang," kata William.

berbeda dengan Srilanka, orang di negara itu memilih untuk membuang makanan sisa di jalan itulah sebabnya di sana banyak gagak berterbangan di jalan untuk mengambil makanan sisa.

William menilai, sekalipun banyak negara membuat nasi goreng, hidangan ini menjadi berbeda ketika di sajikan di Indonesia. Citra rasa nasi goreng Indonesia masih menjadi misteri.

"Rasanya autentik dan tidak bisa di temui di tempat lain," tunturnya.

ia menganalogikan rasa nasi horeng Indonesia dengn batik klasik tradisional. Sekalipun bermunculan kreasi batik kontermporer, tetapi batik klasis tetap dianggap autentik dan tidak ada duanya.


0 komentar:

Posting Komentar